
Partisipasi politik merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kualitas demokrasi di suatu negara. Fenomena ini mencakup berbagai bentuk keterlibatan warga negara dalam proses politik, baik melalui pemilu, aksi unjuk rasa, petisi, hingga aktivitas di media sosial. Dalam satu dekade terakhir, topik partisipasi politik telah menjadi perhatian utama dalam berbagai kajian ilmu sosial dan politik, terutama dengan berkembangnya media digital yang mengubah pola keterlibatan politik masyarakat.
Untuk memahami perkembangan dan tren riset terkait partisipasi politik, studi ini menggunakan pendekatan bibliometrik dengan memanfaatkan database Scopus, salah satu pangkalan data ilmiah terbesar dan paling bereputasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kata kunci “political participation”, yang kemudian difilter berdasarkan tahun publikasi 2015 hingga 2020, sehingga memberikan gambaran perkembangan literatur ilmiah dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Dari hasil pencarian awal, diperoleh sebanyak 200 dokumen jurnal yang mencakup artikel ilmiah dari berbagai disiplin ilmu yang relevan. Selanjutnya, dilakukan penyaringan manual untuk menyeleksi artikel yang paling relevan dengan fokus penelitian ini, serta telah memiliki jumlah sitasi lebih dari 50 kali, sebagai indikator pengaruh dan kontribusi artikel tersebut dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sehingga didapatkan sejumlah 65 dokumen yang terpilih.
Proses analisis dan visualisasi data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak VOSviewer, yang memungkinkan pemetaan dan analisis hubungan antar dokumen berdasarkan kata kunci, penulis, sumber jurnal, dan kutipan. Hasil visualisasi ditampilkan dalam tiga bentuk utama, yaitu:
- Network Visualization – menampilkan hubungan keterkaitan antar kata kunci dan tema dominan dalam penelitian partisipasi politik.
- Overlay Visualization – memperlihatkan perkembangan temporal dari kata kunci yang digunakan, sehingga dapat dilihat tren riset dari waktu ke waktu.
- Density Visualization – menunjukkan kepadatan topik atau isu yang paling banyak diteliti, ditandai dengan warna dan intensitas tertentu.
Melalui pendekatan ini, dapat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi tema-tema sentral, tren penelitian, serta celah-celah (research gap) yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam studi mengenai partisipasi politik.
Gambar Network Visualization Partisipasi Politik

Gambar yang ditampilkan merupakan hasil visualisasi jaringan bibliometrik yang dihasilkan menggunakan perangkat lunak VOSviewer. Visualisasi ini memetakan keterkaitan antara konsep, tema, dan kata kunci dalam penelitian-penelitian yang berkaitan dengan political participation (partisipasi politik). Hasil pemetaan menunjukkan bahwa political participation menempati posisi sentral sebagai inti dari berbagai kajian ilmiah, terhubung erat dengan beragam topik lain seperti political engagement, political efficacy, political knowledge, dan social media. Hal ini menandakan bahwa partisipasi politik merupakan topik payung yang menjembatani banyak dimensi riset lintas disiplin.
Dalam visualisasi, terdapat beberapa klaster dengan warna berbeda yang mencerminkan fokus tematik yang beragam. Klaster hijau menggambarkan keterkaitan antara social media, whatsapp, online political participation, dan civic voluntarism model, yang menunjukkan perhatian terhadap bagaimana media sosial mendorong partisipasi politik secara daring. Klaster biru menyoroti tema political engagement, twitter, civic engagement, dan youth political participation, mencerminkan fokus pada keterlibatan generasi muda dalam ruang digital politik.
Sementara itu, klaster kuning berkaitan dengan political efficacy, political knowledge, voting, dan civic skills, yang mengarah pada kapasitas individu untuk berpartisipasi politik berdasarkan pengetahuan, kepercayaan diri, dan keterampilan kewarganegaraan. Klaster merah mengangkat topik seperti political opportunities, economic crisis, dan Western Europe, yang menggambarkan dinamika politik yang dipengaruhi oleh kondisi krisis di wilayah tertentu. Klaster oranye menunjukkan keterkaitan antara 2016 U.S. presidential election, broadband internet, dan media devices, menyoroti peran infrastruktur digital dalam memengaruhi proses politik, khususnya pada pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2016. Sementara itu, klaster ungu mengangkat tema youth political participation dan cross-national analysis, yang memperlihatkan pendekatan komparatif dalam mengkaji keterlibatan politik anak muda lintas negara.
Menariknya, terdapat garis-garis penghubung antar klaster yang menunjukkan adanya integrasi antara tema-tema tersebut. Misalnya, social media tidak hanya dikaitkan dengan online participation, tetapi juga dengan political engagement dan political knowledge, yang mengindikasikan bahwa media sosial memainkan peran penting sebagai alat komunikasi sekaligus medium peningkatan kesadaran politik masyarakat.
Selain itu, isu-isu kontekstual seperti climate change efficacy message, backlash, dan adolescent depression juga muncul dalam peta, menunjukkan bahwa partisipasi politik tidak hanya dilihat dari sisi elektoral, tetapi juga dari aspek sosial, lingkungan, hingga psikologis.
Secara keseluruhan, peta bibliometrik ini mengilustrasikan bahwa studi mengenai partisipasi politik berkembang pesat dengan cakupan yang luas. Kajian tersebut mencakup transformasi digital, peran generasi muda, dinamika regional, penguatan kapasitas warga negara, serta respons terhadap isu-isu kontemporer seperti krisis ekonomi, perubahan iklim, dan pemilu global.
Gambar Overlay Visualization Partisipasi Politik

Hasil overlay visualization dari analisis bibliometrik menggunakan VOSviewer memberikan gambaran mendalam mengenai evolusi temporal tema-tema penelitian yang berkaitan dengan political participation (partisipasi politik). Visualisasi ini menyajikan peta jaringan kata kunci yang diwarnai berdasarkan tahun publikasi, dengan spektrum warna dari biru (topik yang lebih lama, sekitar 2015–2016), hijau (periode menengah 2017–2018), hingga kuning (topik yang lebih baru, sekitar 2019–2020). Pendekatan ini memungkinkan kita untuk melacak perubahan arah dan fokus kajian ilmiah seiring waktu.
Pada pusat jaringan, kata kunci “political participation” muncul sebagai node inti yang menghubungkan berbagai tema lain. Warna hijau kebiruan pada node ini menandakan bahwa partisipasi politik mulai menjadi fokus utama kajian pada periode menengah, sekitar tahun 2016 hingga 2018, dan terus berlanjut menjadi tema sentral dalam publikasi-publikasi yang lebih baru. Dari titik pusat ini, terlihat cabang-cabang tematik yang merefleksikan pergeseran fokus dan pendekatan dalam penelitian.
Pada periode awal (2015–2016), ditandai dengan warna biru hingga ungu, kajian cenderung berfokus pada konteks tradisional dan struktural. Topik-topik seperti western Europe, economic crisis, political opportunities, dan citizenship mendominasi, menunjukkan kecenderungan awal penelitian yang masih mengacu pada pendekatan klasik, seperti studi komparatif kawasan, dinamika politik pascakrisis, dan aspek struktural dalam partisipasi politik.
Memasuki periode pertengahan (2017–2018), dengan warna hijau hingga toska, terjadi pergeseran fokus menuju dimensi individual dan digital. Topik seperti political knowledge, political efficacy, civic skills, dan digital media mulai menonjol, bersama dengan kajian terkait peristiwa penting seperti 2016 U.S. presidential election. Fase ini mencerminkan peningkatan minat terhadap kapasitas individu dalam berpartisipasi serta pengaruh teknologi informasi terhadap proses politik.
Kemudian, pada periode mutakhir (2019–2020), yang ditandai oleh warna kuning cerah, penelitian semakin diarahkan pada dimensi digital dan generasi muda. Munculnya kata kunci seperti social media, WhatsApp, online political participation, youth political participation, dan cross-cutting exposure menunjukkan bahwa perhatian ilmiah kini tertuju pada cara generasi muda berpartisipasi secara politis melalui platform digital. Media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi politik, tetapi juga ruang baru untuk mobilisasi, edukasi, dan ekspresi politik, terutama bagi kelompok yang lebih muda dan terkoneksi secara digital.
Menariknya, visualisasi ini juga menangkap integrasi isu-isu kontemporer ke dalam diskursus partisipasi politik. Kata kunci seperti climate change efficacy message, backlash, dan adolescent depression muncul dalam spektrum warna biru kehijauan, indikasi bahwa isu-isu sosial dan psikologis mulai mendapat tempat dalam kajian partisipasi politik, terutama sejak periode pertengahan. Hal ini menunjukkan bahwa batas antara politik, lingkungan, dan kesehatan mental menjadi semakin kabur, serta bahwa partisipasi politik dipahami secara lebih luas sebagai bentuk keterlibatan dalam isu-isu publik yang kompleks.
Secara umum, overlay visualization ini menggambarkan sebuah transformasi bertahap dalam fokus kajian. Penelitian yang semula didominasi oleh pendekatan kawasan dan institusi politik, kemudian berkembang ke studi tentang pengetahuan politik dan efikasi individu, dan akhirnya mengarah pada eksplorasi terhadap peran teknologi digital, media sosial, dan generasi muda dalam membentuk partisipasi politik kontemporer. Pergeseran ini mencerminkan dinamika masyarakat yang semakin terdigitalisasi serta kebutuhan untuk memahami bentuk-bentuk baru keterlibatan politik di era informasi.
Gambar Overlay Visualization Partisipasi Politik

Visualisasi density hasil analisis bibliometrik dengan menggunakan VOSviewer memberikan gambaran tentang intensitas atau kepadatan penelitian berdasarkan frekuensi kemunculan serta keterhubungan kata kunci dalam literatur ilmiah mengenai political participation. Peta ini menyajikan spektrum warna yang merepresentasikan tingkat intensitas topik: warna kuning terang menunjukkan area dengan kepadatan tinggi atau sangat sering diteliti, sedangkan hijau hingga biru kehijauan menunjukkan area dengan kepadatan menengah hingga rendah, menandakan bahwa topik-topik tersebut masih relatif jarang dieksplorasi atau bersifat emerging.
Di pusat visualisasi, kata kunci “political participation” menjadi titik dengan kepadatan tertinggi, digambarkan dalam warna kuning terang yang dominan. Ini menegaskan bahwa partisipasi politik merupakan tema utama dan paling sering dijadikan fokus kajian dalam literatur akademik. Di sekitar pusat ini, terdapat kata kunci lain seperti political engagement, political efficacy, political knowledge, dan social media, yang juga muncul dalam warna kuning hingga hijau terang. Keempatnya menempati posisi strategis sebagai topik yang sangat intensif diteliti dan menjadi inti diskursus akademik mengenai partisipasi politik, terutama dalam konteks digitalisasi dan transformasi perilaku politik warga.
Beranjak dari pusat, kita memasuki zona dengan kepadatan menengah, ditandai oleh warna hijau. Di area ini, topik-topik seperti civic engagement, online political participation, youth political participation, dan Twitter menunjukkan bahwa penelitian mengenai keterlibatan sipil, khususnya yang melibatkan generasi muda dan platform digital, juga cukup berkembang dan mendapatkan perhatian akademik yang signifikan. Demikian pula, konteks empiris seperti 2016 U.S. presidential election, serta variabel seperti civic skills dan digital media, menempati area dengan intensitas kajian menengah. Ini menunjukkan bahwa aspek-aspek ini kerap digunakan untuk membingkai studi tentang partisipasi politik dalam era media baru dan demokrasi digital.
Lebih ke pinggiran peta, tampak area berwarna hijau kebiruan yang merepresentasikan topik dengan kepadatan rendah, yakni tema-tema yang masih bersifat periferal dalam literatur. Kata kunci seperti artificial intelligence, adolescent depression, climate change efficacy message, backlash, serta isu-isu seperti political opportunities dan economic crisis di Western Europe termasuk dalam kategori ini. Meskipun belum banyak diteliti, kemunculan topik-topik ini menandakan adanya upaya awal untuk mengaitkan partisipasi politik dengan isu-isu kontekstual dan multidimensi, seperti perkembangan teknologi cerdas, kesehatan mental remaja, serta perubahan iklim. Oleh karena itu, meskipun kepadatan penelitian masih rendah, tema-tema tersebut berpotensi menjadi frontier penelitian baru di masa mendatang.
Secara keseluruhan, pola umum dari visualisasi kepadatan ini menunjukkan bahwa literatur ilmiah mengenai partisipasi politik saat ini paling banyak berfokus pada keterkaitan antara political participation, political engagement, political efficacy, political knowledge, dan social media. Ini mencerminkan pergeseran perhatian akademik dari pendekatan institusional dan struktural ke arah partisipasi individu dalam konteks digital. Sementara itu, isu-isu kontemporer seperti artificial intelligence, perubahan iklim, dan kesehatan mental remaja mulai masuk dalam ranah kajian, meskipun masih dalam tahap eksplorasi awal. Kondisi ini membuka peluang luas untuk pengembangan riset lintas-disiplin yang menggabungkan teknologi, psikologi, dan lingkungan dalam studi tentang partisipasi politik.
Dengan demikian, visualisasi ini tidak hanya mencerminkan peta kepadatan topik yang telah mapan, tetapi juga memberikan indikasi awal tentang potensi arah perkembangan studi partisipasi politik ke depan, terutama dalam menghadapi tantangan dan realitas baru di era digital yang semakin kompleks dan terhubung secara global.
Perbandingan Overlay Visualization dan Density Visualization
Perbandingan antara hasil overlay visualization dan density visualization dalam analisis bibliometrik tema political participation memberikan pemahaman yang saling melengkapi mengenai bagaimana bidang ini berkembang, baik dari segi perubahan temporal maupun intensitas fokus riset.
Dari sisi overlay visualization, yang merepresentasikan dimensi waktu, terlihat pola perkembangan tematik yang cukup jelas. Warna biru–ungu mencerminkan topik-topik lama yang dominan pada periode awal (2015–2016), seperti Western Europe, political opportunities, dan economic crisis. Ini menunjukkan bahwa kajian partisipasi politik pada tahap awal lebih menekankan aspek tradisional dan struktural dalam konteks regional serta pascakrisis ekonomi. Memasuki periode 2017–2018 (warna hijau), fokus penelitian mulai bergeser ke isu-isu seperti political efficacy, political knowledge, voting, dan civic skills, yang menunjukkan perhatian terhadap kapasitas warga dan efikasi politik sebagai faktor kunci partisipasi. Pada periode mutakhir (2019–2020), yang ditandai dengan warna kuning cerah, topik seperti social media, WhatsApp, youth political participation, dan online political participation mulai mendominasi. Ini menandakan pergeseran penting ke arah partisipasi digital dan keterlibatan generasi muda sebagai aktor utama dalam konteks politik modern.
Sementara itu, density visualization menghadirkan gambaran tentang intensitas penelitian, atau seberapa sering topik-topik tertentu dibahas dalam literatur akademik. Titik-titik dengan warna kuning terang menandakan area dengan kepadatan tinggi, seperti political participation, political engagement, political efficacy, political knowledge, dan social media. Ini mengkonfirmasi bahwa tema-tema ini tidak hanya sentral secara konseptual, tetapi juga menjadi fokus dominan dalam publikasi akademik. Zona kepadatan menengah (warna hijau) mencakup topik-topik seperti online political participation, civic engagement, youth political participation, dan Twitter, yang cukup sering diteliti tetapi belum seintens topik utama. Di sisi lain, area berwarna hijau kebiruan menunjukkan tema-tema dengan intensitas rendah, seperti artificial intelligence, adolescent depression, climate change efficacy message, backlash, dan economic crisis. Meski topik-topik ini masih berada di pinggiran diskursus, kemunculannya menunjukkan bahwa mereka mulai dipertimbangkan dalam konteks partisipasi politik dan menyimpan potensi besar sebagai frontier riset ke depan.
Perbandingan antara kedua visualisasi ini memperkuat beberapa temuan penting. Overlay visualization menunjukkan arah perubahan tema dari waktu ke waktu, dari isu klasik yang bersifat struktural ke isu kontemporer yang lebih dinamis dan digital. Sementara itu, density visualization menegaskan bahwa beberapa topik yang muncul sebagai “baru” secara temporal (seperti social media dan youth political participation) ternyata tidak hanya bersifat tren sesaat, tetapi juga telah menjadi arus utama dengan intensitas penelitian yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa tema digital dan generasi muda bukan sekadar isu emerging, melainkan fondasi baru dalam studi partisipasi politik.
Sebaliknya, kedua visualisasi juga mengidentifikasi sejumlah topik pinggiran yang berpotensi berkembang di masa depan. Overlay menunjukkan kemunculan awal isu-isu seperti artificial intelligence, climate change, dan adolescent depression, sementara density memperlihatkan bahwa intensitas penelitian pada topik ini masih rendah. Artinya, isu-isu tersebut masih dalam tahap eksploratif, namun memiliki peluang besar sebagai fokus penelitian ke depan seiring dengan meningkatnya relevansi sosial dan politiknya.
Kesimpulannya, terdapat tiga fase utama dalam evolusi riset partisipasi politik:
- Fase awal: dominasi kajian politik tradisional dan struktural (Eropa Barat, krisis ekonomi).
- Fase pertengahan: perhatian pada kapasitas dan efikasi warga negara (literasi politik, civic skills).
- Fase mutakhir: fokus kuat pada peran media digital dan keterlibatan generasi muda (media sosial, partisipasi online).
Sementara itu, kedua visualisasi juga membuka arah riset masa depan pada bidang-bidang yang masih relatif jarang digarap, tetapi memiliki potensi besar untuk berkembang, antara lain:
- AI dan politik digital: mencakup algoritma politik, deepfake, etika AI dalam kampanye politik.
- Psikologi politik generasi muda: seperti depresi remaja, backlash emosional, dan krisis kepercayaan (trust crisis).
- Climate change & partisipasi politik: khususnya gerakan aktivisme hijau dan mobilisasi politik melalui isu lingkungan.
- Platform digital baru: TikTok, Telegram, podcast, serta media berbasis AI sebagai kanal partisipasi politik masa kini dan masa depan.
Dengan demikian, sintesis antara overlay dan density visualization memberikan wawasan strategis untuk memahami arah perkembangan dan pemusatan riset di bidang political participation. Ini menjadi dasar penting untuk merumuskan agenda riset selanjutnya yang lebih relevan, kontekstual, dan berdampak dalam menjawab tantangan demokrasi di era digital.
Perbandingan Network Visualization, Overlay Visualization, dan Density Visualization
Analisis bibliometrik dengan menggunakan perangkat lunak VOSviewer menyediakan tiga pendekatan visualisasi yang saling melengkapi untuk memahami lanskap penelitian political participation secara menyeluruh, yaitu network visualization, overlay visualization, dan density visualization. Masing-masing tipe visualisasi memiliki fungsi dan fokus berbeda, namun ketika dianalisis bersama, ketiganya mampu menyajikan narasi yang utuh: mulai dari pemetaan struktur tema utama, dinamika temporal tren riset, hingga identifikasi area yang paling padat dan yang masih jarang diteliti.
Pertama, network visualization berfungsi sebagai peta struktur utama yang memperlihatkan keterkaitan antara berbagai topik dan subtema dalam bidang partisipasi politik. Dalam visualisasi ini, setiap kata kunci ditampilkan sebagai node (lingkaran), dengan garis penghubung yang menunjukkan relasi atau keterkaitan antara kata kunci. Warna-warna node mengindikasikan klaster atau subtema yang terbentuk secara alami berdasarkan keterkaitan kata kunci tersebut dalam literatur. Hasilnya menunjukkan bahwa political participation menempati posisi paling sentral, dikelilingi oleh beberapa klaster besar yang saling berhubungan. Klaster elections dan voting merepresentasikan jalur partisipasi politik formal melalui institusi demokrasi; klaster social media, digital activism, dan online political participation menandakan munculnya bentuk partisipasi baru di ranah digital; sementara klaster youth engagement, political efficacy, dan civic education menunjukkan peran generasi muda sebagai aktor penting dalam transformasi politik kontemporer. Hubungan antar-klaster menegaskan bahwa studi partisipasi politik kini melintasi batas-batas tematik, membentuk suatu ekosistem kajian yang lebih terintegrasi antara ranah konvensional dan digital, antara institusi dan individu.
Kedua, overlay visualization memberikan dimensi waktu pada struktur jaringan yang sama. Dalam visualisasi ini, warna node tidak lagi merepresentasikan klaster, melainkan menunjukkan variabel eksternal seperti tahun publikasi. Warna biru hingga hijau menunjukkan topik-topik lama yang muncul di awal periode penelitian (sekitar 2015–2016), sedangkan warna kuning menunjukkan topik-topik yang lebih baru dan sedang naik daun (sekitar 2019–2020). Dari sini terlihat bahwa tema seperti elections, democracy, dan political institutions merupakan fokus awal yang telah lama dikaji. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran signifikan ke arah tema-tema seperti social media, youth participation, dan digital activism, yang ditandai dengan warna kuning mencolok. Hal ini menegaskan bahwa fokus riset telah bergerak seiring perkembangan teknologi komunikasi digital dan meningkatnya keterlibatan generasi muda dalam politik. Overlay visualization, dengan demikian, sangat efektif untuk melacak evolusi topik dan mengidentifikasi tren baru yang sedang berkembang di lapangan akademik.
Ketiga, density visualization melengkapi dua visualisasi sebelumnya dengan menampilkan intensitas atau kepadatan penelitian pada tiap kata kunci. Dalam visualisasi ini, warna kuning terang menunjukkan area yang paling padat diteliti dan paling sering muncul dalam literatur, sedangkan warna hijau hingga biru menunjukkan area dengan intensitas rendah atau topik pinggiran. Hasilnya mengonfirmasi bahwa political participation, political engagement, social media, dan political efficacy merupakan “hotspot” dalam kajian akademik, topik-topik ini tidak hanya muncul sebagai pusat dalam jaringan (network), tetapi juga memiliki volume penelitian yang sangat tinggi. Sementara itu, topik-topik seperti civic voluntarism model, adolescent depression, climate change efficacy, dan artificial intelligence berada di area yang lebih redup, menandakan bahwa isu-isu ini masih relatif jarang dikaji namun memiliki potensi besar untuk pengembangan riset ke depan.
Melalui sintesis ketiga visualisasi ini, kita mendapatkan pemahaman yang utuh tentang dinamika penelitian political participation. Network visualization menggambarkan struktur dan koneksi antar topik, overlay visualization menampilkan tren temporal dan pergeseran fokus riset, sementara density visualization mengungkapkan intensitas dan distribusi perhatian akademik terhadap tiap tema. Kombinasi ketiganya mengindikasikan bahwa penelitian partisipasi politik berakar kuat pada institusi demokratis seperti pemilu dan voting, kemudian berkembang menuju isu-isu efikasi politik dan pengetahuan warga, dan kini memasuki era digital yang ditandai dengan dominasi media sosial serta keterlibatan generasi muda. Di sisi lain, terdapat celah riset yang menjanjikan di tema-tema yang masih jarang disentuh, seperti keterkaitan antara partisipasi politik dan kecerdasan buatan (AI), psikologi politik generasi Z, serta partisipasi politik berbasis isu lingkungan atau komunitas lokal.
Download File PDF disini